Selasa, 13 November 2012

PENALARAN DEDUKTIF


Pengertian Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme.

Pengertian Silogisme
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi premsi mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersbut.


Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Silogisme Kategorial Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh:
My: Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Mn: Kucing termasuk mamalia.
K: Kucing binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.

2. Silogisme Hipotesis Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh:
My : Jika tidak ada air manusia sangat kesulitan untuk keperluan hidupnya.
Mn : Air tidak ada
K : Jadi, manusia akan kesulitan untuk keperluan hidupnya

3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
My : Boy memakai baju merah atau putih.
Mn : Boy memakai baju merah.
K : Jadi, Boy tidak memakai baju putih.

4. Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh:
– Dika menerima hadiah karena dia menang dalam kejuaraan SEA Games.
– Dika telah memenangkan perlombaan ini, karena itu Dika berhak menerima hadiahnya.

Sumber : http://barryphang.wordpress.com/2011/11/28/penalaran-deduktif/






Tidak ada komentar:

Posting Komentar